Jangan nikah kalau demikian !

manikah lah...

menikah lah...

L : “eh, elo kalo mo nikah bararti harus siap !!!”

D : “Ya iya lah…..”

L : “Gue mah entar-entaran aja !”

D : “Mang napa ???”

L : “Yang namanya dah siap nikah berarti harus siap juga dicere’ !!!”

D : “waduh…”

L : “Yaiya lah, lo juga harus kerja ! biar bisa nafkahin anak lo nantinya. Jangan cuman tergantung ma suami !

mang dia sapa loo ??! dia kan juga orang lain yang bisa ja nyerein lo kapan dia mau !!!”

D : “Iya juga sih…makanya nih gue mau cari kerjaan yang paten”

Wuiihh….

Percakapan luar biasa !!! Yah, inilah mungkin problem sebagian kaum hawa yg melintas dalam fikirnya hingga menghalangi langkahnya menuju jenjang suci tersebut.

Tak bisa dipungkiri memang, ini harus di carikan solusinya. Kata-kata ini jika disebar akan bervirus besar menjangkiti hati-hati berpenyakit dan merebaklah yang Allah tengah perintahkan tuk tidak mendekatinya. Jika mendekatinya saja tak boleh, bagaimana jika turut bercengkrama dengannya. Hal ini menjadi pilihan dari sebagian mereka karena kecenderungan yang Allah telah gariskan berada pada hati-hati manusia, tertahankan karena satu dan lain alasan padanya.

“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian mampu untuk menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa, sebab puasa dapat menekan syahwatnya.” (H.R. Al Bukhari : 5066)

Sesungguhnya seorang lelaki yang beragama akan menjaga wanita dan memeliharanya, dan akan mempergauli isterinya dengan cara yang baik, akan bersabar atas kekurangan-kekurangan isteri, dan ini yang terpenting. Maka bila Iaki-laki itu mencintainya, dia akan memuliakan isterinya, dan jika dia membencinya, dia tidak akan mendhaliminya meskipun si isteri suka hidup brrsamanya, dan bila lebih mengutamakan bercerai, maka dia tidak menahannya untuk menyakitinya, tetapi dia pisah dengan perpisahan yang sebaik-baiknya. [1]

Sungguh, yakinlah saudariQu….dan semoga juga teryakinkan dalam hati Dhoif ini. Bahwa janji Allah benar adanya. Jika kau seorang yang shalihah, maka pastilah Allah tengah menyediakan seorang ikhwan Shalih sebagai hadiah atas ketaqwaan dan penjagaan dirimu di dunia ini dan Syurga kelak akhir dari kesemuanya.

Namun, jika masih saja kau menundanya dengan alasan-alasan di luar Syari’at dan berbalik pada maksiat maka hanya perkataan Rasulullah saja yang mampu menutup segala bincang Qt

“Sesungguhnya sebagian yang masih dikenal umat manusia dari perkataan para nabi terdahulu adalah: ‘Bila kamu tidak malu, maka berbuatlah sesuka hatimu’. ” (H.R. Bukhori)

Wallahua’lam

________________________________________
[1] Tata Pergaulan Suami Istri Jilid I

17 komentar di “Jangan nikah kalau demikian !

  1. Kebahagiaan hanya akan diraih dengan mengikuti wahyu. Kebahagiaan kan membawa keberuntungan.Maka tidak ada keberuntungan kecuali dengan mengikuti Rasul (wahyu yang beliau bawa dari Al Qur’an dan As Sunnah).

    Jadi, kenapa mesti ragu bu ??

    Ragu ??? Siapa yang ragu…

  2. walah, lagi musim nih bikin tema pernikahan ya..?
    klo buat aq pribadi c, aq malah ga ingin istriku kelak bekerja di luar rumah. secara aq tuh insyaAlloh bisa menafkahi keluarga.
    klo pun beraktivitas di luar rumah, mungkin lebih aq arahkan ke masjid. semisal ngajar di TPA.

    Siip….Subhanallah

  3. β€œJika mereka miskin, maka Allah akan membuat mereka kaya dengan KeutamaanNya,”

    mengoptimalkan ikhtiar kuncinya…

    Benar sekali akhy….Barokallahu Fiik

  4. Yang jadi masalah disini adalah ketakutan2 yg dikhawatirkan akan terjadi pada rumah tangga mereka. Masalah berhasil tidaknya pernikahan mereka kelak dan akan berakhir bahagia atau kah sengsara karena mereka akan hidup bersama orang yang baru dikenalnya oleh karena itu sebagian dari mereka memilih untuk lebih mengenal pasangannya terlebih dahulu dengan cara yang bernama “Pacaran”

  5. Wlopun mungkin aku bukan wanita yang shalihah tapi mudah2an Allah memberikan seseorang terbaik dalam hidupku yang akan senantiasa membawaku lebih dekat lagi dengan-Nya (amin)….

    Amiin….Semoga Allah segera beri seseorang yg dirinya dekat dengan Allah dan mampu membimbing mbaQu yg shalihah ini lebih dekat dengan Allah…

  6. Pandangan yg aneh.. Masya nikah aja belom, dah siap2 kalo cerai.. Pola pikir yg prasangka buruk tuh.. Hehe, ada2 aja anak2 muda jaman sekarang..

    Iya, pak….ana sumpek dengerin kata-kata dalam dialog itu terus 😦

  7. πŸ˜€ hehee… sy jadi tertawa sendirian saat menelusuri komentar2 teman2 lainnya.
    wanita, saat datang seorang pria berakhlak mulia dan punya agama bersama hajat untuk menyuntingmu menjadi permaisuri hidupnya, segera bertanya sama Allah kalo yang datang itu cocok atau ga. kenal duluan lewat pacaran itu jelas salah. tapi anak muda jaman sekarang (seperti katanya pak ariefdj :D) majoritinya (dan semoga aja kita ga termasuk dalam golongan itu) udah tersasar jauh dari landasan agama (syariat).
    sy pingin tahu pendapat ukhti tentang poligami… ato udah ada tulisanny tentang poligami? ‘afwan, belum selesai explore blog ukhti πŸ˜€

    Weit’s…Poligami ukh ??? Adu…adu…masih belum berani ukh 😦

  8. Kalau istri gak kerja, trus tiba2 suami meninggal, gimana? Gak ada lagi yang cari nafkah donk. Sedangkan pengeluaran kan gak mungkin = 0

    Iya, kalau masalah kerja tidak apa seorang istri kerja selama tidak melupakan tugas utamanya, sesuai kodratnya sbg wanita & minimalisirkan kemudharatan yg mungkin ada. Yang jd permasalahan pelik adalah masalah bayang2 sikap si calon suami…. 😦

  9. Jangan bilang siap di cerai dong, tapi siap di poligami πŸ™‚
    Siapa yang mau jadi temen ana ya??
    Masih ada lowongan nih buat jd istri kedua,dst… πŸ˜€

    Haduh2….hayoo siapa yang mau silahkan hubungi Ummu Abdurrahman ??? ^_^

Tinggalkan Balasan ke Ummu Abdurrahman Batalkan balasan