Ramadhan sebagai ajang yang Allah suguhkan bagi para pecinta Shaum, sering kali disalah artikan bagi mereka yang memang menghendaki Diet atau malas makan (jadi salah niatan tuh…). Lalu, bagaimana jika itu menimpa si kecil ??? (Ya sudah, biarkan saja toh malah baik karena dia jadi senang berpuasa). Namun, tahukah bahwa itu berdampak buruk bagi tumbuh kembangnya ??? Memang ada orang tua yang cenderung meremehkan hal ini (toh, berat badannya normal & dia sehat2 saja) tapi ada juga yang malah berbuah kesal karena sulitnya membujuk & melarikan emosi pada si kecil (Waduh…waduh..).
Puasa bukan lah suatu pembenaran sikap malas-malasan untuk makan karena ini bisa berdampak si kecil jadi mudah terserang penyakit, gagal tumbuh dan berkembang secara normal, kekurangan gizi, dan bahkan sampai mengalami kematian (Na’uzubillah…).
Adapun mereka yang dapat dikatakan sebagai anak sulit makan adalah anak yang tak mampu makan, menolak makan, adipsia (tidak nafsu atau kesulitan minum), dysphagia (kesulitan menelan), tidak nafsu makan, tidak mampu makan sendiri padahal umurnya sudah mencukupi, mengalami kesulitan mengonsumsi makanan atau minuman yang diperlukannya secara alamiah dan wajar, sulit beralih dari makanan lunak ke makanan setengah padat, membutuhkan waktu yang lama untuk makan, tersedak, muntah, mengulum makanan, rewel saat makan dan pemilih dalam jenis dan tekstur makanan.
Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan sekitar 2 dari 8 anak pernah mengalami kesulitan makan. Memang ini adalah hal wajar, selama hal itu tidak berlangsung selama sebulan berturut-turut. Namun, Jika terjadi demikian maka lebih baik bawa si kecil ke dokter anak atau ahli gizi anak.
Semoga dengan penjelasan di atas tidak ada lagi orang tua yang menyepelekan masalah pola makan si kecil karena kefatalan akibat yang bisa jadi mendera sang buah hati kita. Terlebih bagi orang tua yang sering memarahi anak disebabkan sulitnya dinasehati dalam hal ini. Karena, bisa jadi anda lah penyebab penyimpangan pola makan anak ini. Namun, bisa jadi juga hal ini disebabkan oleh beberapa hal selainnya seperti : kurang trampilnya gerakan bibir, mulut dan lidah atau akibat penyakit dalam sistem pencernaannya. Misalnya karena penyakit Hirschprung, sindrom pencernaan yang singkat, pyloric stenosis (penyempitan bagian pilorik lambung), dan gastroe sophageal reflux (GER). Bisa juga karena alergi terhadap suatu makanan atau juga karena rasa takut terhadap rasa dan teksturmakanan yang asing bagi mereka (Lebih jelasnya tanyakan pada ahlinya…)
Perlu dicatat :
Keterampilan makan pada anak adalah hasil proses belajar anak dan interaksi dari lingkungannya. Untuk mendapatkan keterampilan yang sempurna diperlukan dukungan orang tua dalam hal pemahamannya tentang pola asuh anak secara tepat dan status emosi yang stabil. Karena banyak terdapat kasus anak sulit makan adalah karena akibat pola suh dan pola pemberian makan yang salah.
Bagaimana cara yang dilakukan pengasuh agar anak mau makan juga ada pengaruhnya. saya menjumpai masalah ini. pada keluarga terdekat lah. anak susaah kali jika disuruh makan(nasi), lebih suka makan jajanan. kalo saya liat2, faktor pengasuh disini yg jadi pemicu meskipun ada faktor lain juga.
mungkin gitu ya bu?
wew…. benar juga keknya …
memang peran ortu sangatlah dominan disini, krn mereka lah si kecil berinteraksi pertama kalinya 🙂
assalaamu’alaykum
wah, mba mahfuzhoh, lama sekali rasanya saya tidak blog walking…
syukron ya artikelnya…
agaknya parenting niyh… ?
😀
kayaknya sedang persiapan menuju tahap selanjutnya nih…
assalaamu’alaykum
ya nda papa atuh, parenting kan juga ilmu.. 😀
insya ALlah manfaat..
semangat,,,!
iya, justru kalo malas makan puasanya jadi ndak kuat 🙂
Ini untuk membahas yang puasa tengah hari ya? 😛